Powered By Blogger

6 Jan 2011

Gairah Partai Agama Makin Marak di Asia

Sejak runtuhnya rezim Mahatir juga muncul partai Islam yang membawa keterbukaan berdemokrasi

Siapa bilang partai-partai berbasis agama mati? Partai agama semakin diminati oleh para politisi sebagai kendaraan untuk menggalang suara dalam pemilihan umum. Ideologisasi agama dalam ranah politik ini berkembang pesat selama 15 tahun terakhir.

Pernyataan ini disampaikan Direktur Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS) Yogyakarta Dr. Siti Syamsiyatun dalam acara “International Conference and Research on the Resurgence of Religions in Southeast Asia, 1997-2011” di Yogyakarta. Ia menyatakan Malaysia, Phiilipina, Thailand menunjukkan gairah agama masuk ke ranah politik. Menurutnya, itu menunjukkan agama masih terus berpengaruh signifikan dalam masyarakat.

"Sedangkan di Malaysia misalnya, sejak runtuhnya rezim Mahatir juga muncul partai Islam yang membawa keterbukaan berdemokrasi. Di Filipina, muncul partai yang berafilisiasi dengan agama Kristen untuk meraih suara dalam pemilu. Di thailand munculnya idelisme Budhism yang cukup kental mempengaruhi kehidupan masyarakat," imbuh Sityi Syamsiyatun.

Dia mencontohkan pengaruh agama dalam ranah ekonomi di Indonesia dengan maraknya rumah zakat dan perbankan syariah, Malaysia membuka diri terhadap partai Islam pascarezim Mahathir Muhammad. Demikian halnya Philipina, pemerintah setempat mengizinkan partai berafiliasi agama Kristen, Tthailand disemarakkan partai berafiliasi Budha.

Sementara itu, pakar sosiologi agama University of California, Los Angeles (UCLA) Dr. Bernard Ademirisakota menambahkan, agama makin berpengaruh signifikan di teengah masyarakat makin modern di Asia Tenggara.
Dia menegaskan perkembangan tersebut meneguhkan tesis-teis tentang pengaruh agama terhadap kehidupan masyarakat dan bangsa "Agama mampu merubah cara hidup masyarakat, sebaliknya masyarakat pun bisa mengubah cara pandang orang lain terhadap agama," ujar dia, Rabu (5/1) sebagaimana disampaikan dalam pernyataan ICRS Yogyakarta.

Sebagaimana diketahui, sekitar 100 pakar dari berbagai negara antara lain dari Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Belanda, Amerika dan Australia bertemu dalam “International Conference and Research on the Resurgence of Religions in Southeast Asia, 1997-2011” yang berlangsung 5-8 Januari. Konferensi telah dibuka oleh Rektor UGM Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D.

Sudjarwadi menyatakan para pakar hendaknya bisa konstribusi untuk menemukan solusi terhadap berbagai isu global termasul konflik kegamanaan.

Acara yang diselenggarakan ICRS Yogyakarta, Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) UGM, Prince Alwaleed Bin Talal Center for Muslim-Christian Understanding (ACMCU) of Georgetown University dan Institute on Culture, Religion and World Affairs (ICRWA) of Boston University.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger