Powered By Blogger

15 Agu 2010

CIR Desak Polri Klarifikasi Dugaan Keterlibatan Intel Kasus ABB

Dulu, MMI juga disusupi agen Abdul Haris membentuk JI dan melakukan pemboman, padahal ABB waktu itu menolak

 Hidayatullah.com--Center for Indonesian Reform (CIR) mendesak Kapolri untuk klarifikasi pernyataan pengamat Mardigu Wowiek P. yang menyebut Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) disusupi agen intelijen, sebagaimana diberitakan di detikNews.
"Apa benar Polri menugaskan agen intelijen untuk menetralisasi kelompok yang dicap radikal seperti JAT? Sejauhmana peran agen itu, apa malah bukan melakukn provokasi? Bagaimana pertanggungjawaban intel dalam konteks pemberantasan terorisme?" tanya Sapto Waluyo, Direktur Eksekutif CIR.
Sebelum ini, CIR juga telah mengusulkan pembentukan Pansus DPR untuk memeriksa kinerja Densus 88 yang sepanjang tahun 2003-2009 telah menangkap 500-an tersangka “teroris”, 40 di antaranya tertembak mati.
Menurut CIR, selama Januari-Mei 2010 saja sudah ditangkap 58 tersangka “teroris” dan 13 diantaranya tewas. Dalam kasus kelompok Aceh sudah 102 ditangkap tanpa peran atau kesalahan yang jelas.
"Peran intel telah mendistorsi penegakan hukum, karena dulu Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) juga disusupi agen Abdul Haris yang sekarang buron, untuk membentuk JI dan melakukan pemboman, padahal Abubakar Ba'asyir (ABB) waktu itu menolak JI.
“Apa radikalisasi JAT yang berlatih militer di Aceh merupakan pola serupa? Siapa mesti bertanggungjawaban atas kerja intelijen? DPR harus segera memanggil Kapolri dan Kepala Densus 88," desak Sapto, sambil menegaskan perlunya pembahasan RUU Keamanan Nasional yang menempatkan Polri di bawah Mendagri sebagaimana TNI di bawah Menteri Pertahanan.
Menurut Sapto, di masa reformasi tampaknya hanya Polri yang belum mereformasi diri, sehingga Densus 88 justru bertindak bak "superbody".
Sebelumnya, pengamat Mardigu Wowiek Prasetyo mengatakan, Anshorut Tauhid (JAT) yang saat ini sedang menjadi sorotan media akibat dugaan terlibat aksi “teroris” di Aceh diduga sudah lama di susupi intel.
"JAT itu sudah lama disusupi intel, dan sampai sekarang hal itu masih dilakukan oleh kepolisian," ujarnya kepada detik, Jumat (13/8).
Menurut Mardigu, intel memiliki dua cara kerja, yakni mengawasi dari dalam dan masuk ke jaringan, atau hanya mengawasi dari luar tanpa harus masuk kedalam jaringan yang sedang diawasinya.
"Kalau JAT itu diawasi dari luar, sekarang sudah jarang intel yang menyusup sampai ke dalam jaringan teroris, saya juga tidak tahu kenapa?," terangnya.
[hcir/cha/hidayatullah.com]


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger