Powered By Blogger

4 Agu 2010

Pemerintah Minta APJII Lakukan Pemblokiran Pribadi

Pertumbuhan situs dewasa dan bermuatan pornografi mencapai 400 juta halaman dan terus tumbuh tiap hari

Hidayatullah.com—Banyaknya situs porno di Indonesia menyebabkan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkoinfo) agak kesulitan menutup semua situs-situs maksiat.

Karena itu, pemerintah meminta pihak provider jasa layanan internet (ISP) dan pengusaha warnet ikut membantu menutup situs-situs yang merusak bangsa ini.

Pemerintah memiliki kendala jika harus menutup seluruh akses masyarakat ke situs yang mengandung konten porno pada bulan puasa yang tinggal beberapa hari.

Sebab, menurut pemerintah, saat ini ada pertumbuhan situs dewasa dan bermuatan pornografi mencapai 400 juta halaman dan terus tumbuh.

"Di sisi lain, sulit bagi operator untuk memantau internet terus menerus,” ujar Kepala Pusat Informasi dan Humas, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkoinfo) Gatot S. Dewa Broto di Jakarta baru-baru ini.

Saat ini Kemenkominfo bekerja sama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) untuk mendapatkan dukungan terkait pemblokiran situs porno.

Sejak 21 Juli lalu Kemenkominfo telah mengingatkan kepada provider jasa layanan internet (ISP) tentang aplikasi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Artinya, anggota APJII juga berkewajiban aktif melakukan pemblokiran secara pribadi untuk meminimalisasi konten pornografi.

"Dari 15 ISP (Internet service provider) besar, sudah ada 5 operator yang telah mengambil inisiatif untuk memblokir situs porno," kata Gatot.

Secara terpisah, Menkominfo Tifatul Sembiring juga mengatakan, 97 persen siswa SMP mengaku pernah menonton situs porno, pembukaan situs selain di warnet juga di sekolah.

Para pengusaha warnet, kata Tifatul, hanya mendapat waktu sebulan, untuk memasang perangkat penyaring pornografi. Meski begitu, Tifatul mengakui, upaya ini akan memakan waktu yang cukup lama, karena ISP di Indonesia jumlahnya mencapai lebih dari 200, baik yang memiliki jaringan secara terbuka maupun tertutup.

"Saat ini kami sedang mengumpulkan berbagai kata kunci yang memungkinkan pengguna masuk ke situs berbau porno. Banyak kata yang memiliki harfiah berbeda dalam sebuah kalimat, namun ada juga yang istilah itu hanya muncul di negara kita saja, jadi perlu kecermatan," ungkapnya.

Selain warnet, Tifatul juga menegaskan kepada pihak sekolah yang memiliki sarana komputer, untuk langsung menanamkan software ini di setiap pirantinya. Salah satunya adalah program DNS Nawala yang dikembangkan oleh Awari. "Sudah saatnya semua mengaksesnya untuk berinternet sehat," katanya.

Sebagaimana diketahui, pekan pertama menjelang datangnya bulan Ramadan ini pemerintah meningkatkan filter terhadap situs pornografi di jaringan internet Indonesia. Pemblokiran akan diperketat untuk menghormati bulan suci bagi umat Islam tersebut.

Rencananya, filterisasi akan dilakukan secara berkala dan dilanjutkan hingga pasca-Ramadan.

Hingga saat ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkoinfo) mengaku harus berhati-hati dalam memutuskan penutupan akses ke situs-situs tersebut. Jika prosedur pemblokiran dilakukan tidak tepat maka bisa jadi akses masyarakat akan terganggu. [sap/hidayatullah.com]


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger