Powered By Blogger

11 Des 2010

Rabbi Eropa Kecam Rabbi Zionis-Israel

Rabbi Zionis mengklaim menyewakan dan mennjualan rumah kepada etnis Arab akan menurunkan nilai harga properti

Rabbi Ahron Cohen, juru bicara organisasi anti-Zionis (Neturei Karta) di Eropa mengecam keputusan terbaru Rabbi Zionis-Israel yang mengharamkan penjualan dan penyewaan rumah kepada etnis Arab atau etnin non Yahudi. Menurut Cohen, keputusan itu merupakan bentuk dari rasisme Yahudi penganut Zionis kepada kaum lain.

"Fatwa ini menunjukkan rasisme Zionis," ungkap Cohen.

Cohen warga Manchester, Inggris, kepara wartawan mengatakan, keputusan itu dikeluarkan Rabbi Yahudi yang menjadi antek rezim Zionis. Ditambahkannya, Israel memanfaatkan Rabbi radikal untuk menyelesaikan masalah relijius warga distrik Zionis di bumi Palestina pendudukan. Fatwa seperti ini hanya bisa muncul dari para Rabbi ekstrim tersebut, ungkap Cohen, dilaporkan IRNA Kamis (9/12).

Menurut Cohen, sebagian Rabbi Zionis berpendapat jika seorang Yahudi menyewakan apartemennya kepada warga Arab atau menjualnya maka ia telah melakukan dosa besar. Dan sikapnya tersebut akan membuat nilai apartemen menjadi turun.

Namun menurut Cohen, di Taurat tidak pernah ada hukum seperti ini bahwa menyewakan atau menjual rumah kepada selain Yahudi dilarang atau haram. Fatwa para Rabbi radikal ini hanya menjalankan kebijakan rasis Israel untuk mengusir bangsa Palestina dari tanah air mereka.

Sebegaimana diberitakan sebelumnya, sekitar 50 Rabbi Zionis mengklaim bahwa di Taurat terdapat hukum yang mengharamkan penyewaan dan penjualan rumah kepada etnis Arab. Oleh karena itu, mereka meminta warga Zionis di distrik permukiman Palestina pendudukan untuk tidak menyewakan apartemennya kepada warga Palestina.

Badan Amnesti Internasional pekan ini merilis statemen yang mengutuk fatwa Rabi Zionis ini.

"Fatwa ini dengan jelas membidik 20 persen warga Palestina yang menghuni wilayah pendudukan," unkap statemen Amnesti Internasional.

Halachic

Selasa (7/12) lalu, sekelompok pemimpin agama Yahudi berpengaruh di Israel menerbitkan Halachic (Undang-undang tradisional Yahudi) dimana melarang orang Yahudi menjual atau menyewakan rumah pada kaum gentile (kafir menurut istilah Yahudi,red)

Sebagaimana dikutip Xinhua, Yahudi menekankan soal kemurnian keturunan. Larangan itu disebabkan tinggal di dekat orang Non-Yahudi mengarah ke perkawinan yang dilarang hukum Yahudi, serta menurunkan nilai properti.

Gaya hidup yang berbeda dari orang non-Yahudi" 'bisa membahayakan kehidupan, para Rabbi, demikian tulis surat kabar The Jerusalem Post.

Kasus ini mendapat tanggapan beragam. Anggota Knesset Nitzan Horowitz mengayakan peraturan hukum ini terburuk dari rasisme.

"Yang mereka lakukan adalah mendorong kebencian dan menghancurkan demokrasi Israel," kata Horowitz.

Asosiasi untuk Hak-hak Sipil di Israel (ACRI) meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu secara tegas mengecam para rabbi tersebut.

"Rabi Kota adalah pekerja negara, dan karena itu mereka harus setia kepada seluruh masyarakat," ujar juru bicara ACRI Nirit Moscovitch. Menurutnya, pekerja pemerintah tidak dapat mengambil keuntungan dengan cara mempromosikan hasutan.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger